KEPEMIMPINAN
“LIMA SIFAT SERTA
KEWAJIBAN SEORANG PEMIMPIN UNTUK MENCIPTAKAN PEMIMPIN-PEMIMPIN BARU”
(Oleh:
Adi Winarno)
“Om
Swastyastu”
I. Pendahuluan
Masyarakat yang menunggu
datangnya angin segar pembawa kesejukan dengan membawakan hasil yang lebih baik
untuk kelangsungan hidup serta kesejateraan. Tampaknya yang lama dan
tradisional dalam jaman Modernisasi
dan Globalisasi ini masih mempunyai arti
paradigma nilai konstektual. Sebaliknya, apa yang tradisional akan bernilai
sendiri dalam kebaikan, sedang
yang berbau modern belum tentu bernilai mulia, bila nilai modern itu sudah
tidak bertemu lagi dengan nilai kepribadian bangsanya.
Keinginan untuk
mewujudkan visi dan misi menuju kesejateraan akan terasa amat sulit bagi
pemimpin yang menghilangkan sifat-sifat
mulia dari leluhurnya. Maka dari itu sifat leluhur harus terus ada karena
pemimpin adalah generasi penerus dari leluhurnya.serta kewajiban yang harus di
laksanakan. Dari permasalahan tersebut sehingga saya dapat mengambil judul. ”Lima
Sifat Serta Kewajiban Seorang Pemimpin Untuk Menciptakan Pemimpin- Pemimpin
Baru”.
Bapak-bapak
dan Ibu-ibu serta seluruh umat sedharma yang berbahagia.
1. Bagaimanakah Sifat yang harus di miliki oleh seorang pemimpin
menurut Agama Hindu?
2. Konsep apa yang harus di terapkan untuk menjadi seorang pemimpin
yang baik untuk menuju kesejateraan bagi semua(Lokasamgraha)?
3. Bagaimanakah peran seorang pemimpin untuk mempertahankan
eksistensi kepemimpinanya?
II. Pembahasan
Bapak-bapak dan Ibu-ibu serta seluruh Umat sedharma yang penuh
bhakti.
Seorang
pemimpin harus mampu mempersatukan lima sifat utama dari leluhurnya yang
terdahulu dan tradisional yaitu sifat dari Panca Pandawa (Yudhistira, Bimasena,
Arjuna, Nakula, Sahadewa). Karena sifat dari Panca Pandawa inilah yang mampu
membuat seorang pemimpin menjadi orang yang di segani oleh masyarakat serta
berpedoman pada Vasudaiwa Kutumbakam
(semua makhluk adalah saudara). Untuk menjadi pemimpin yang baik harus berpedoman pada lima sifat tersebut yakni:
1)
Yudhistira
(Aji) seorang pemimpin harus mempunyai sebuah ilmu pengetahuan yang suci
sebagai kekuatan Dharma atau kebajikan (dengan symbol Ibu jari)
2)
Bimasena
(Giri) seorang pemimpin haruslah kuat iman, teguh dalam kebenaran sabar dan kuat dari ancaman apapun bagaian
sebuah gunung yang tertiup angin masih kokoh dan tetap tegak (dengan symbol
jari telunjuk).
3)
Arjuna
(Jaya) seorang pemimpin itu Harus menang melawan musuh-musuhnya terutama musuh
yang ada dalam dirinya yaitu Sadripu (dengan symbol jari tengah)
4)
Nakula
(manga) seorang pemimpin harus tanggap dalam menghadapi kritik, cemoohan dan
sejenisnya, tidak emosi dan tahu diri dalam menanggapinya (dengan symbol jari
manis)
5)
Sahadewa
(Priyambada) seorang pemimpin harus bisa membawa kebahagiaan, ketentraman, dan
kesejateraan serta mengayomi demi terciptanya kedamaian batin bagi siapa saja
dan masyarakat (dengan symbol jari kelinking).
Inilah
lima sifat yang harus di ketahui, di pahami, serta di aplikasikan oleh seorang
pemimpin kedalam masyarakat untuk mewujudkan cita-cita menuju kesejateraan baik
pangan, sandang dan papan terpenuhi dengan baik oleh masyarakat seperti halnya
dalam Canakya Nitisastra, XII.I8 yang
berbunyi:
Dharmam dhanam ca dhanyanca, guror vacanam asudham
Sugrita ca kartavyam, anyatha tu jivati
Maksudnya adalah:
bahwa kalau ingin hidup sejaterah harus melindungi dan memelihara
agama yang di anut (Dharma), kekayaan (dhana), bahan makanan (dhanyan), kata
bijak seorang guru (guru vacana) dan kesehatan (ausadha) inilah yang harus di
jaga kalau ingin sejaterah, kalau tidak di jaga maka jangan pernah mengharapkan
kesejateraan.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu serta seluruh umat sedharma yang penuh
karunia.
Pemimpin
juga harus siap menjadi Tuntunan, Tatanan
dan Totonan untuk memotivasi, mendorong, mempengaruhi, mengarahkan orang
lain untuk bekerjasama guna mencapai tujuan masyarakat secara sukarela,
mengutamakan tujuan dari seorang pemimpin adalah untuk menciptakan
pemimpin-pemimpin baru untuk melanjutkan kepemimpinanya sebagai generasi
penerus untuk menjaga keseimbangan dengan mendalami lima kewajiban seorang raja
oleh Harjuna Sastrabahu (Panca Sthiti Dharmaning Prabhu)
1)
Tut wuri handayani,
pemimpin harus senantiasa mampu berada di bawah untuk memberikan dorongan atau motivasi kepada
bawahanya serta masyarakatnya, untuk
melangkah ke depan tanpa ragu-ragu. Hal inilah yang di lakukan oleh Krsna yaitu
senantiasa memberikan motivasi kepada Arjuna untuk melanjutkan perang melawan
kaurawa. Serta mampu menciptakan pemimpin baru seperti yang di harapkan.
2)
Ing madya mangun karso, di tengah-tengah masyarakat, seorang pemimpin harus terjun
memberikan bimbingan dan mengambil keputusan secara musyawarah, mufakat serta
mengutamakan kepemimpinanya
diatas kepentingan pribadi. Di dalam
kehidupan sekarang, sosok seorang guru banyak menerapkan hal ini sebagai upaya
mencerdaskan siswa siswinya.
3)
Ing ngarso sung tulodo, seorang pemimpin sebagai orang yang terdepan dan terpandang
senantiasa memberikan contoh panutan yang baik dan benar sehingga dapat di
jadikan suru teladan bagi masyarakat.
4)
Sakti tanpo Aji, seorang
pemimpin tidaklah selalu mengutamakan kekuatan dan kekuasaan di
dalam mengalahkan musuh-musunya namun berusaha mengutamakan pendekatan ,
pemeliharaan dan komunikasi (diplomasi) sehingga dapat menyadarkan dan di
segani oleh lawanya.
5)
Nglurug tanpo bala,
pemimpin adalah seorang ksatriya sejati, yang senantiasa bersedia secara ikhlas
berada di depan dalam beryadnya, baik waktu, tenaga, materi, pikiran, dan bahkan jiwanya sekalipun,
untuk mencapai kesejateraan, keadilan, kemakmuran, dan kelangsungan hidup
masyarakat.
Kelima konsep inilah yang telah di terapkan ke dalam berbagai segi
pemerintahan di Indonesia, yang telah di gunakan oleh Presiden pertama yaitu
Ir.Soekarno dan kemudian Presiden selanjutnya hingga sekarang yang masih
menjabat. Sehingga dapat di katakan bahwa kepemimpinan sekarang tidak jauh beda
dengan kepemimpinan jaman Bharathayudha yang sekarang masih di aplikasikan pada
kepemimpinan sekarang.
Dalam Bhisma Parwa (jagathitha
23) yaitu nasehat Bhagavan Bhisma
kepada Prabhu Yudhistira. yang mempunyai
arti:
Demikianlah Dharma yang sempurna engkau
kerjakan sebagai raja untuk melindungi Negara, mengapa demikian, karena kasih
sayangmu pada setiap makhluk itulah Dharma namanya, penampilan kasih sayang
itulah yang harus kamu kerjakan untuk melindungi Negara, demikianlah seharusnya
seorang raja bertingkah laku.
Potret
kepemimpinan yang denmikian santun dan bijaksana serta tertib hukum
dipertujukan oleh putra tertua dari pandawa tersebut sangat patut di teladani
oleh pemimpin dunia sekarang. Setia terhadap yang di ucap, meskipun nyawa
sebagai taruhanya. Sigap dalam menghadapi segala permasalahan, tidak egois
hanya memetingkan keselamatan sendiri dan tidak selalu menggunakan emosi dalam
bertindak.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu serta seluruh umat sedharma yang penuh
kasih
Dari
pemahan tersebut sudah jelas sekali bahwa seorang pemimpin harus mengutamakan
kepentingan masyarakat seperti semboyan dan prinsip hidup seorang pemimpin
Besar dan Proklamator Bung Karno :”Aku Mati untuk Negara dan Hidup bersama
rakyat”. Sudah jelas dari semboyan tersebut pemimpin harus mengutamakan
kepentingan rakyat dan melindunginya untuk menuju Jagadhita (kebahagiaan hidup) dan ketentraman baik jasmani maupun
rohani. Tidak lupa juga pemimpin sebagai pencipta dan pengembang untuk mencari pemimpin-pemimpin baru untuk
melanjutkan kepemimpinanya.
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan mengenai sifat dan kewajiban seorang pemimpin sehingga
kita dapat mengambil
III. kesimpulan:
Bahwa seorang pemimpin tidak
boleh lupa akan sifat leluhurnya dan kewajiban
yang begitu mulia serta tidak boleh lupa diri, melupakan orang yang
berjasa memilihnya bahkan menindas dan mengikat dengan kekuasaan. serta siap senantiasa berada di bawah, tengah, dan depan
karena harus terus menciptakan pemimpin baru untuk melanjutkan tujuan bersama
dari seorang pemimpin yaitu kesejateraan bagi semua.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu serta seluruh umat sedharma yang
berbahagia
Mari
kita sebagai generasi penerus dari leluhur kita untuk tetap melanjutkan dan
memperjuangkan tujuannya untuk kesejateraan sebagai kewajiban bersama
IV. Penutup
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua dari
penjelasan mengenai kepemimpinan dengan judul “lima sifat serta kewajiban seorang
pemimpin menciptakan pemimpin-pemimpin baru”
Demikian
yang dapat kami sampaikan terima kasih atas kesempatan yang di berikan akhir
kata dengan puja parama santi.
Om Santi, santi, santi om
Sumber :
I Nengah Mertha. 2009; ”Menggantang
Hidup di Jaman Kali Yuga”, Jl.Sangalangit Penatih Denpasar Timur, Widya Dharma.
1 komentar:
bagus sekali mas Adi Winarno saya menunggu tulisan - tulisan berikutnya
Posting Komentar