“CINTA KASIH SEBAGAI
OBAT UNTUK AMARAH”
Umat Sedharma yang
penuh Cinta Kasih
Menjadi suatu kewajiban masyarakat, umat Hindu
seyogyanya memiliki andil dalam memecahkan masalah yang timbul dari berbagai
masalah yang timbul dari amarah yang eksistensinya lebih menunjukan wajah
negatifnya, pada ujung-ujungnya
menimbulkan pertikaian dan kerusuhan baik secara fisik maupun mental di
masyarakat khususnya Indonesia, terutama di kalangan Remaja yang merembet hingga
usia lanjut.
Dewasa ini sering sekali kita melihat langsung
maupun melaluli media cetak dan elektronik bahwa sebuah kenyataan bahwa kita
sebagai manusia telah kehilangan kemanusiaanya sebagai manusia yang utuh dan
sempurna. Berkaitan dengan hal tesebut, pada kesempatan hari ini saya akan
menyampaikan pesan Dharma yaitu “ Cinta
Kasih Sebagai Obat Untuk Amarah”.
Umat Sedharma yang
penuh Waranugraha.
Adapun
yang akan saya sampaikan adalah:
1. Apakah
yang di maksud amarah?
2. Bagaimana
cara mengendalikan amarah?
Di mana amarah lahir karena nafsu. Nafsu timbul dari
pikiran. Karena itu pikiranlah yang bertanggung jawab atas amarah dan nafsu, di
mana kita tidak akan memperoleh kain tanpa benang, dan benang tanpa kapas,
demikian pula kita tidak dapat memperoleh amarah tanpa nafsu, dan nafsu tanpa
pikiran.
Dalam Gita,
Guru Deva menamakan amarah itu sebagi Analam, yang secara harfiah yang
artinya “Api”. Ada bahaya terkena panasnya api walaupun api itu agak jauh dari
kita, bila api yang menyala di luar kita berbahaya, maka betapa kita harus
lebih berhati-hati bila api itu berkobar dalam hati kita.
Api amarah mempunyai kemampuan yang sangat luar
biasa untuk menhancurkan seluruh kualitas manusia dan memadamkan percikan
Ketuhanan yang ada dalam hati setiap manusia sehingga hanya ada sifat angkara
murka dan kegelapan yang menyelimuti hati yang masih ada,
Umat sedharma yang
penuh keikhlasan
Kata alam yang
berarti “kepuasan”, dan Analam yang
berarti ‘tanpa kepuasan”, api amarah ini termasuk Analam, tidak mengenal
kepuasan sama sekali. Hampir semua barang di dunia ada batasnya, tetapi,
laparnya api ini tidak ada batasnya sama sekali. Karena memang seperti itu
sifatnya, lantas bagaimana cara mengendalikanya? Tuhan bersabda dalam Gita “Di mana ada cinta kasih di sana
tidak akan ada amarah”.
Pada mobil, lampu belakang selalu memberi tanda
(peringatan) sebelum mobil itu berhenti. Demikian pula sebelum kemarahan itu
meledak, mata menjadi merah, bibir bergetar, dan seluruh badan menjadi panas.
Pada saat menunjukan gejala ini di anjurkan seseorang sebaiknya meninggalkan
tempat itu. Dan mencari tempat yang sepi lalu duduk sampai perasaanya tenang
kembali
Jika kita mengembangkan cinta kasih, tidak akan ada
tempat bagi kebencian dan amarah di hati kita. Hati itu ibarat sebuah kursi
untuk satu orang dan di tempati untuk satu orang, yang hanya dapat di isi
dengan satu kualitas, kualitas lain tidak dapat masuk atau mendudukinya pada saat yang sama.
Umat sedharma yang
penuh kasih.
Jika kita hendak menaklukan amarah dengan cinta
kasih kita harus mengembangkan cinta kasih dengan cara yang mulia. Cinta kasih
selalu bersedia memancar bebas, memaafkan atau mengabaikan cacat celah dan
kelemahan orang lain. Cinta kasih memilki kualitas yang sangat luar biasa ia
hidup dengan memberi dan memaafkan.
Tidak ada suatu hal apapun di dunia ini yang tidak
dapat di capai bila kita memancarkan cintah kasih, dengan cintah kasih kita
dapat mengatasi segala hambatan.karena itu, untuk mengalahkan amarah secara
tuntas, kita harus mengisi hati kita dengan cintah kasih dan menjadikan kasih
sebagai suatu kemampuan yang berpengaruh atau paling penting dalam hidup kita.
Umat sedharma yang
penuh dengan Waranugraha
Bila kita semua menyadari bahwa penghuni hati kita
adalah penghuni setiap hati manusia, bahwa Brahman yang kita puja yang duduk di
singgasana hati kita juga bersemayam dalam hati setiap manusia maka tidak
mungkin kita bisa membenci atau marah pada siapapun juga.
Bila Brahman yang Esa itu ada dalam diri setiap
manusia, bagaimana mungkin kita memandang rendah dan menhina orang lain. Karena
itu, mari
kita penuhi diri kita dengan kasih dan membinah hingga tak tehapuskan lagi dari
daam hati kita semua
Seperti yang telah di utarakan oleh Svami
Vivekananda sebelumya, bila cinta kasih di kaitkan dengan pikiran, ia menjadi Satya (kebenaran), bila cinta kasih di
jadikan dasar perbuatan, maka perbuatan itulah Dharma (kebajikan), jika perasaan kita di jiwai cintah kasih, maka
hati itulah sebuah Shanti
(kedamaian), dan bila kita menjadikan cintah kasih sebagai penuntun, pengertian
dan cara berfikir kita, maka akal budi kita akan di jiwai sikap tanpa kekerasan
Ahimsa, karena itu, kasih adalah
kebenaran, kasih adalah kebajikan, kasih adalah kedamaian dan kasih adalah
tanpa kekerasan. Semua sifat yang agung ini di dasari oleh cintah kasih,
seperti halnya gula adalah bahan pokok dari semua gula-gula.
Umat Sdharma yang penuh
ketulusan
Kesimpulan: Amarah
dan nafsu dapat menjadi sumber bermacam-macam kesulitan dan menghadapkan kita
pada masalah yang tak terhitung banyaknya. Ia menghancurkan dan meruntuhkan
prinsip kemanusiaan pada diri manusia. Pada mulanya ia masuk, minta tempat yang
kecil. “berilah aku tempat duduk sedikit saja, katanya. Bila sudah mapan, ia
berkata, “sekarang aku akan membuat tempat duduk untuk berbaring dan tinggal di
sini.” Tetapi, sifat buruk semacam itu jangan kita beri tempat sedikitpun dalam
hati kita.
Sekali kita biarkan rasa amarah memasuki diri kita, akan
sangat sulit untuk menyingkirkanya, walaupun kita jadikan dia teman dan kita
beri uang lima ribu rupiah ia tidak akan mau meninggalkan kita. Ia adalah racun
yang berbahaya yang tidak boleh kita beri tempat berpijak sedikitpun di hati
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar