Senin, 26 Januari 2015

Obat Untuk Amarah



“CINTA KASIH SEBAGAI OBAT UNTUK AMARAH”
Umat Sedharma yang penuh Cinta Kasih
Menjadi suatu kewajiban masyarakat, umat Hindu seyogyanya memiliki andil dalam memecahkan masalah yang timbul dari berbagai masalah yang timbul dari amarah yang eksistensinya lebih menunjukan wajah negatifnya, pada  ujung-ujungnya menimbulkan pertikaian dan kerusuhan baik secara fisik maupun mental di masyarakat khususnya Indonesia, terutama di kalangan Remaja yang merembet hingga usia lanjut.
Dewasa ini sering sekali kita melihat langsung maupun melaluli media cetak dan elektronik bahwa sebuah kenyataan bahwa kita sebagai manusia telah kehilangan kemanusiaanya sebagai manusia yang utuh dan sempurna. Berkaitan dengan hal tesebut, pada kesempatan hari ini saya akan menyampaikan pesan Dharma yaitu “ Cinta Kasih Sebagai Obat Untuk Amarah”.
Umat Sedharma yang penuh Waranugraha.
Adapun yang akan saya sampaikan adalah:
1.      Apakah yang di maksud amarah?
2.      Bagaimana cara mengendalikan amarah?
Di mana amarah lahir karena nafsu. Nafsu timbul dari pikiran. Karena itu pikiranlah yang bertanggung jawab atas amarah dan nafsu, di mana kita tidak akan memperoleh kain tanpa benang, dan benang tanpa kapas, demikian pula kita tidak dapat memperoleh amarah tanpa nafsu, dan nafsu tanpa pikiran.
Dalam Gita, Guru Deva menamakan amarah  itu sebagi Analam, yang secara harfiah yang artinya “Api”. Ada bahaya terkena panasnya api walaupun api itu agak jauh dari kita, bila api yang menyala di luar kita berbahaya, maka betapa kita harus lebih berhati-hati bila api itu berkobar dalam hati kita.
Api amarah mempunyai kemampuan yang sangat luar biasa untuk menhancurkan seluruh kualitas manusia dan memadamkan percikan Ketuhanan yang ada dalam hati setiap manusia sehingga hanya ada sifat angkara murka dan kegelapan yang menyelimuti hati yang masih ada,
Umat sedharma yang penuh keikhlasan
Kata alam yang berarti “kepuasan”, dan Analam yang berarti ‘tanpa kepuasan”, api amarah ini termasuk Analam, tidak mengenal kepuasan sama sekali. Hampir semua barang di dunia ada batasnya, tetapi, laparnya api ini tidak ada batasnya sama sekali. Karena memang seperti itu sifatnya, lantas bagaimana cara mengendalikanya? Tuhan bersabda dalam Gita “Di mana ada cinta kasih di sana tidak akan ada amarah”.
Pada mobil, lampu belakang selalu memberi tanda (peringatan) sebelum mobil itu berhenti. Demikian pula sebelum kemarahan itu meledak, mata menjadi merah, bibir bergetar, dan seluruh badan menjadi panas. Pada saat menunjukan gejala ini di anjurkan seseorang sebaiknya meninggalkan tempat itu. Dan mencari tempat yang sepi lalu duduk sampai perasaanya tenang kembali
Jika kita mengembangkan cinta kasih, tidak akan ada tempat bagi kebencian dan amarah di hati kita. Hati itu ibarat sebuah kursi untuk satu orang dan di tempati untuk satu orang, yang hanya dapat di isi dengan satu kualitas, kualitas lain tidak dapat masuk  atau mendudukinya pada saat yang sama.
Umat sedharma yang penuh kasih.
Jika kita hendak menaklukan amarah dengan cinta kasih kita harus mengembangkan cinta kasih dengan cara yang mulia. Cinta kasih selalu bersedia memancar bebas, memaafkan atau mengabaikan cacat celah dan kelemahan orang lain. Cinta kasih memilki kualitas yang sangat luar biasa ia hidup dengan memberi dan memaafkan.
Tidak ada suatu hal apapun di dunia ini yang tidak dapat di capai bila kita memancarkan cintah kasih, dengan cintah kasih kita dapat mengatasi segala hambatan.karena itu, untuk mengalahkan amarah secara tuntas, kita harus mengisi hati kita dengan cintah kasih dan menjadikan kasih sebagai suatu kemampuan yang berpengaruh atau paling penting dalam hidup kita.



Umat sedharma yang penuh dengan Waranugraha
Bila kita semua menyadari bahwa penghuni hati kita adalah penghuni setiap hati manusia, bahwa Brahman yang kita puja yang duduk di singgasana hati kita juga bersemayam dalam hati setiap manusia maka tidak mungkin kita bisa membenci atau marah pada siapapun juga.
Bila Brahman yang Esa itu ada dalam diri setiap manusia, bagaimana mungkin kita memandang rendah dan menhina orang lain. Karena itu, mari kita penuhi diri kita dengan kasih dan membinah hingga tak tehapuskan lagi dari daam hati kita semua
Seperti yang telah di utarakan oleh Svami Vivekananda sebelumya, bila cinta kasih di kaitkan dengan pikiran, ia menjadi Satya (kebenaran), bila cinta kasih di jadikan dasar perbuatan, maka perbuatan itulah Dharma (kebajikan), jika perasaan kita di jiwai cintah kasih, maka hati itulah sebuah Shanti (kedamaian), dan bila kita menjadikan cintah kasih sebagai penuntun, pengertian dan cara berfikir kita, maka akal budi kita akan di jiwai sikap tanpa kekerasan Ahimsa, karena itu, kasih adalah kebenaran, kasih adalah kebajikan, kasih adalah kedamaian dan kasih adalah tanpa kekerasan. Semua sifat yang agung ini di dasari oleh cintah kasih, seperti halnya gula adalah bahan pokok dari semua gula-gula.
Umat Sdharma yang penuh ketulusan
Kesimpulan: Amarah dan nafsu dapat menjadi sumber bermacam-macam kesulitan dan menghadapkan kita pada masalah yang tak terhitung banyaknya. Ia menghancurkan dan meruntuhkan prinsip kemanusiaan pada diri manusia. Pada mulanya ia masuk, minta tempat yang kecil. “berilah aku tempat duduk sedikit saja, katanya. Bila sudah mapan, ia berkata, “sekarang aku akan membuat tempat duduk untuk berbaring dan tinggal di sini.” Tetapi, sifat buruk semacam itu jangan kita beri tempat sedikitpun dalam hati kita.
Sekali kita biarkan rasa amarah memasuki diri kita, akan sangat sulit untuk menyingkirkanya, walaupun kita jadikan dia teman dan kita beri uang lima ribu rupiah ia tidak akan mau meninggalkan kita. Ia adalah racun yang berbahaya yang tidak boleh kita beri tempat berpijak sedikitpun di hati kita.

Tidak ada komentar: