“NYEPI
SEBAGAI PENYUCIAN TRI HITA KARANA”
Oleh :Adi Winarno
( Pura Aditya Jaya,
Rawamangun 11/02/2013)
“Om
Swatyastu”
Agama Hindu yang mempunyai konsep Tri Hita Karana
yaitu tiga penyebab adanya hubungan yang harmonis sehingga terciptanya sebuah
ketentraman baik jasmani maupun rohani. Dimana manusia tidak lepas dengan
hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan Anugrah kehidupan bagi umat
manusia, serta hubungan manusia dengan manusia yang mampu menimbulkan rasa
toleransi dan gotong royong.
Serta yang lebih Ekstrim
lagi adalah manusia dengan lingkungan yang akan mampu membuat manusia sadar
bahwa kehidupan ini sangat memerlukan kesinambungan terutama untuk lingkungan
yang memberikan kehidupan dan kenyamanan bagi kita, tetapi kita kurang mensyukuri
kenyamanan yang telah di berikan sehingga kita mengabaikan lingkungan sehingga
lingkungan menjadi tidak bersahabat. Sebuah contoh yang marak di bicarakan di
berbagai media tentang bencana alam, global warming, perubahan iklim, suhu
udara meningkat drastis dll.
Karena kurang terjaga hubungan inilah yang
menyebabkan limbah-limbah yang mengotori jiwa dan Alam, karena itu perlu di
sucikan kembali sehingga mampu menimbulkan hubungan lagi sehingga “connect”
terhubung dan saling menguntungkan. Maka dari permasalan tersebut sehingga saya
tertarik membawakan pesan Dharma ini dengan judul “Nyepi sebagai penyucian Tri Hita Karana”. Karena maknanya yang
begitu universal untuk kelansungan hidup manusia percaya atau tidak percaya.
Umat
Sedharma yang penuh Waranugraha
1. Bagaimana
Nyepi Mampu menyucikan Tri Hia Karana?
2. Apa
tujuan Nyepi memiliki hubungan dengan kesadaran bathin?
3. Apakah
kesadaran begitu penting untuk menggiring umat manusia menjaga keharmonisan
untuk mengikat tali persaudaraan?
Kita
semua mengenal Nyepi adalah tahun baru bagi umat Hindu Khususnya di Indonesia
serta di tetapkan sebagai hari libur nasional. Nyepi sebagai penyucian Tri Hita
Karana kita semua pasti sudah mengetahui bagian-bagian dari Nyepi kalau kita
sudah memaknai dari bagian Nyepi di situ sudah jelas, seperti yang telah di
bahas oleh saudara mahasiswa Hindu yang mewakili untuk memecahkan berbagai
permasalahan terutama prubahan iklim, di acara Youth For Climite Camp dengan jidul “mewarisi semangat kepahlawanan
di tengah iklim yang berubah” di laksanakan di sawangan, Depok 9-11 november
2012. Tetapi kalau kita telusuri lebih dalam Nyepi ini adalah usaha Nyata umat
Hindu untuk mewujudkan hubungan Harmonis bagi ke-3 karana.
Umat
Sedharma yang kami muliakan
kalau
kita melaksanakan Nyepi terlebih dahulu kita melakukan rangkaian Nyepi serta
untuk “mulih jati hening” yang
artinya kembali kepada kesadaran Agung, kesadaran tanpa batas yaitu kesadaran
Tuhan. untuk mencapai kesadaran tersebut, adapun tahapan yang dilakukan, yaitu:
1. Melasti
melasti
adalah upacara yang di laksanakan di sumber mata air yang bertujuan untuk menghanyutkan
malaning bumi (segala kotoran yang
ada di buana Alit dan buana Agung yang merupakan media/simbol kebesaran Sang
Hyang Widhi) kemudian melakukan angamet
sarine bhuana (mengambil sari-sari bumi) dalam wujud Tirtha Amertha. inilah
identiknya dengan penyucian Alam semesta dan penyucian badan manusia supaya
dapat berhubungan, selain itu dalam melasti di tekankan untuk menyucikan Tuhan
apa benar begitu? sedangkan Tuhan itu maha suci tak terkotori oleh apapun
bagimana pendapat umat sedharma? di sinilah karena sayang dan bhaktinya umat
hindu ingin menyucikan Tuhan yang maha suci. tetapi tidak seperti itu seperti
yang di jelaskan di atas dengan menyucikan simbol Tuhan atau media inilah di sucikan sebagai Simbol di harapkan mampu
menghantarkan umatnya menuju kesucian tersebut sehingga timbolah hubungan yang
harmonis. (parahayangan)
2. Tawur
Kesanga
seperti
sloka yang tekutib dalam kitab Agastya
Parwa, “bhuta yajna angranya tawur
kapunjaning tuwuh” yang atinya pelaksanaan tawur kasanga bertujuan untuk
melestarikan mahkluk hidup. dengan menetalisir kekuatan alam agar bergerak
secara seimbang dan harmonis dengan sebuah “caru” adalah sebuah upacara untuk
memanggil semua mahkluk yang derajatnya di bawah manusia untuk hadir dan di
kasih bekal untuk kembal ke Alamnya (pesangon) untuk melaksanakan kewajibanya bedasarkan kewajiban untuk membantu,
menjaga dan melestarikan alam sehingga kalau kita sudah mampu berhubungan
dengan alam menjaga dan melestarikanya tidak mustahil global warming dan climite
change ini dapat bekuang seperti yang di sampaikan oleh mahasiswa di Youth Fo Climite Camp. selain itu kita
juga membayar hutang kepada Ibu pertwi yang tidak perna mengeluh kita
memanfaatkanya untuk hidup kita. (palemahan)
3.
Pelaksanaan Nyepi
Suasana bathin umat yang hening umat Hindu
melaksanakan amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja),
amati lelungan (tidak bepergian), amati lelangunan (tidak besenang-senang)
seraya mendekatkan diri kepada Hyang Widhi Wasa. dengan melaksanakan Catur Bratha panyepian itu bertujuan
untuk apa kalau kita ingin menyucikan 3-karana kita harus menyucikan diri kita
dulu, Atman kita /jiwa yang harus di sadarkan dan di sucikan sebelum belajar
menyucikan 3-karana tersebut. (penyucian Atman)
4.Ngembak
Geni
pelaksanaan
ngembak geni sebagai wujud bahwa segala bentuk bratha dalam penyepian telah
berakhir. umat sedharma memanfaatkan moment ini untuk melakukan simakrama yaitu saling memaafkan antar
umat maupun masyarakat sekelilingnya. bahwa manusia itu ingat apa yang sudah di
lakukan pada orang lain tidak telepas dengan kesalahan yang di lakukan baik
sengaja maupun tidak sengaja, karena sebagai manusia tidak telepas dari segala
kesalahan. dengan minta maaf pada orang lain di harapkan keharmonisan antar
manusia dapat di wujudkan dalam moment ini. (pawongan)
5.Dharmashanti
sebagai
penutup dari rangkaian pelaksanaan Hari Raya Nyepi, Dharmasanti merupakan
sebuah konsep perdamaian yang tak perna lepas dai ajaran Dharma karena pada
akhirnya seluruh kegiatan Nyepi itu mengharapkan kehidupan yang damai
selamanya. dengan kata lain perdamaian ini adalah sebuah tujuan untuk mengharmaniskan
Tri Hita Karana dengan pelaksanaan Nyepi untuk mensucikanya, supaya terjalin
hubugan saling menguntungkan dan melengkapi satu sama lainya.
Umat
sedharma yang penuh Sradha dan bhakti
dari
rangkaian Nyepi tadi adalah sebuah tindakan nyata kita untuk berhubungan
harmonis yang menimbulkan kesinambungan antara 3-karana di atas yang akana
mampu membawa kita semua kepada keharmonisan itu sendiri.
sehingga
dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa Nyepi sebuah peringatan untuk
mengigatkan kepada manusia untuk mencapai kedamaian jasmani dan batin di
perlukan sebuah upaya yang nyata yaitu menjaga hubungan baik dengan Tuhan ,
sesama manusia, dan dengan lingkungan sekitar, supaya kita tejaga dalam
melakukan aktifitas selalu saling menguntungkan menciptakan suasana yang
tentram.
Umat
sedharama yang penuh rasa syukur
dengan
melaksanakan rangkaian Nyepi ini semoga kita di tingkatkan kesadaran kita untuk
melaksanakan hal yang tidak bertentangan dengan Tri Hita Karana, maka dari itu
mari kita laksanakan kewajiban kita untuk menjaga hubungan dengan Tuhan,
manusia, alam sekitar sehingga om awignamstu santi/ kedamaian itu baik jasmani
maupun rohani akan dapat kita raih. “Selamat
Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1935, Semoga Di Tahun Ini Kesabaran Kita Di
Tingkatkan Dari Tahun Yang Sebelumnya”
“Om
santi, santi, santi om”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar