Senin, 26 Januari 2015

NYEPI SEBAGAI PENYUCIAN



“NYEPI SEBAGAI PENYUCIAN TRI HITA KARANA”
Oleh :Adi Winarno
( Pura Aditya Jaya, Rawamangun 11/02/2013)

“Om Swatyastu”
Agama Hindu yang mempunyai konsep Tri Hita Karana yaitu tiga penyebab adanya hubungan yang harmonis sehingga terciptanya sebuah ketentraman baik jasmani maupun rohani. Dimana manusia tidak lepas dengan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan Anugrah kehidupan bagi umat manusia, serta hubungan manusia dengan manusia yang mampu menimbulkan rasa toleransi dan gotong royong.
Serta yang lebih Ekstrim lagi adalah manusia dengan lingkungan yang akan mampu membuat manusia sadar bahwa kehidupan ini sangat memerlukan kesinambungan terutama untuk lingkungan yang memberikan kehidupan dan kenyamanan bagi kita, tetapi kita kurang mensyukuri kenyamanan yang telah di berikan sehingga kita mengabaikan lingkungan sehingga lingkungan menjadi tidak bersahabat. Sebuah contoh yang marak di bicarakan di berbagai media tentang bencana alam, global warming, perubahan iklim, suhu udara meningkat drastis dll.
Karena kurang terjaga hubungan inilah yang menyebabkan limbah-limbah yang mengotori jiwa dan Alam, karena itu perlu di sucikan kembali sehingga mampu menimbulkan hubungan lagi sehingga “connect” terhubung dan saling menguntungkan. Maka dari permasalan tersebut sehingga saya tertarik membawakan pesan Dharma ini dengan judul “Nyepi sebagai penyucian Tri Hita Karana”. Karena maknanya yang begitu universal untuk kelansungan hidup manusia percaya atau tidak percaya.


Umat Sedharma yang penuh Waranugraha
1.      Bagaimana Nyepi Mampu menyucikan Tri Hia Karana?
2.      Apa tujuan Nyepi memiliki hubungan dengan kesadaran bathin?
3.      Apakah kesadaran begitu penting untuk menggiring umat manusia menjaga keharmonisan untuk mengikat tali persaudaraan?
Kita semua mengenal Nyepi adalah tahun baru bagi umat Hindu Khususnya di Indonesia serta di tetapkan sebagai hari libur nasional. Nyepi sebagai penyucian Tri Hita Karana kita semua pasti sudah mengetahui bagian-bagian dari Nyepi kalau kita sudah memaknai dari bagian Nyepi di situ sudah jelas, seperti yang telah di bahas oleh saudara mahasiswa Hindu yang mewakili untuk memecahkan berbagai permasalahan terutama prubahan iklim, di acara Youth For Climite Camp dengan jidul “mewarisi semangat kepahlawanan di tengah iklim yang berubah” di laksanakan di sawangan, Depok 9-11 november 2012. Tetapi kalau kita telusuri lebih dalam Nyepi ini adalah usaha Nyata umat Hindu untuk mewujudkan hubungan Harmonis bagi ke-3 karana.
Umat Sedharma yang kami muliakan
kalau kita melaksanakan Nyepi terlebih dahulu kita melakukan rangkaian Nyepi serta untuk “mulih jati hening” yang artinya kembali kepada kesadaran Agung, kesadaran tanpa batas yaitu kesadaran Tuhan. untuk mencapai kesadaran tersebut, adapun tahapan yang dilakukan, yaitu:
1.   Melasti
melasti adalah upacara yang di laksanakan di sumber mata air yang bertujuan untuk menghanyutkan malaning bumi (segala kotoran yang ada di buana Alit dan buana Agung yang merupakan media/simbol kebesaran Sang Hyang Widhi) kemudian melakukan angamet sarine bhuana (mengambil sari-sari bumi) dalam wujud Tirtha Amertha. inilah identiknya dengan penyucian Alam semesta dan penyucian badan manusia supaya dapat berhubungan, selain itu dalam melasti di tekankan untuk menyucikan Tuhan apa benar begitu? sedangkan Tuhan itu maha suci tak terkotori oleh apapun bagimana pendapat umat sedharma? di sinilah karena sayang dan bhaktinya umat hindu ingin menyucikan Tuhan yang maha suci. tetapi tidak seperti itu seperti yang di jelaskan di atas dengan menyucikan simbol Tuhan atau media inilah  di sucikan sebagai Simbol di harapkan mampu menghantarkan umatnya menuju kesucian tersebut sehingga timbolah hubungan yang harmonis. (parahayangan)
2.      Tawur Kesanga
seperti sloka yang tekutib dalam kitab Agastya Parwa, “bhuta yajna angranya tawur kapunjaning tuwuh” yang atinya pelaksanaan tawur kasanga bertujuan untuk melestarikan mahkluk hidup. dengan menetalisir kekuatan alam agar bergerak secara seimbang dan harmonis dengan sebuah “caru” adalah sebuah upacara untuk memanggil semua mahkluk yang derajatnya di bawah manusia untuk hadir dan di kasih bekal untuk kembal ke Alamnya (pesangon) untuk melaksanakan kewajibanya bedasarkan kewajiban untuk membantu, menjaga dan melestarikan alam sehingga kalau kita sudah mampu berhubungan dengan alam menjaga dan melestarikanya tidak mustahil global warming dan climite change ini dapat bekuang seperti yang di sampaikan oleh mahasiswa di Youth Fo Climite Camp. selain itu kita juga membayar hutang kepada Ibu pertwi yang tidak perna mengeluh kita memanfaatkanya untuk hidup kita. (palemahan)
3. Pelaksanaan Nyepi
     Suasana bathin umat yang hening umat Hindu melaksanakan amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), amati lelangunan (tidak besenang-senang) seraya mendekatkan diri kepada Hyang Widhi Wasa. dengan melaksanakan Catur Bratha panyepian itu bertujuan untuk apa kalau kita ingin menyucikan 3-karana kita harus menyucikan diri kita dulu, Atman kita /jiwa yang harus di sadarkan dan di sucikan sebelum belajar menyucikan 3-karana tersebut. (penyucian Atman)
4.Ngembak Geni
pelaksanaan ngembak geni sebagai wujud bahwa segala bentuk bratha dalam penyepian telah berakhir. umat sedharma memanfaatkan moment ini untuk melakukan simakrama yaitu saling memaafkan antar umat maupun masyarakat sekelilingnya. bahwa manusia itu ingat apa yang sudah di lakukan pada orang lain tidak telepas dengan kesalahan yang di lakukan baik sengaja maupun tidak sengaja, karena sebagai manusia tidak telepas dari segala kesalahan. dengan minta maaf pada orang lain di harapkan keharmonisan antar manusia dapat di wujudkan dalam moment ini. (pawongan)
5.Dharmashanti
sebagai penutup dari rangkaian pelaksanaan Hari Raya Nyepi, Dharmasanti merupakan sebuah konsep perdamaian yang tak perna lepas dai ajaran Dharma karena pada akhirnya seluruh kegiatan Nyepi itu mengharapkan kehidupan yang damai selamanya. dengan kata lain perdamaian ini adalah sebuah tujuan untuk mengharmaniskan Tri Hita Karana dengan pelaksanaan Nyepi untuk mensucikanya, supaya terjalin hubugan saling menguntungkan dan melengkapi satu sama lainya.

Umat sedharma yang penuh Sradha dan bhakti            
dari rangkaian Nyepi tadi adalah sebuah tindakan nyata kita untuk berhubungan harmonis yang menimbulkan kesinambungan antara 3-karana di atas yang akana mampu membawa kita semua kepada keharmonisan itu sendiri.
sehingga dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa Nyepi sebuah peringatan untuk mengigatkan kepada manusia untuk mencapai kedamaian jasmani dan batin di perlukan sebuah upaya yang nyata yaitu menjaga hubungan baik dengan Tuhan , sesama manusia, dan dengan lingkungan sekitar, supaya kita tejaga dalam melakukan aktifitas selalu saling menguntungkan menciptakan suasana yang tentram.
Umat sedharama yang penuh rasa syukur
dengan melaksanakan rangkaian Nyepi ini semoga kita di tingkatkan kesadaran kita untuk melaksanakan hal yang tidak bertentangan dengan Tri Hita Karana, maka dari itu mari kita laksanakan kewajiban kita untuk menjaga hubungan dengan Tuhan, manusia, alam sekitar sehingga om awignamstu santi/ kedamaian itu baik jasmani maupun rohani akan dapat kita raih. “Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1935, Semoga Di Tahun Ini Kesabaran Kita Di Tingkatkan Dari Tahun Yang Sebelumnya”

“Om santi, santi, santi om”

Tidak ada komentar: