“ISTHADEVATA
DALAM KASIH IBU”
“Om
Swastyastu”
Seorang anak tidak mengenal Tuhan sebelum mengenal
ibu yang melahirkana, mengasuh dan membesarkanya. Dalam Taittriya Upanisad di
sebutkan; “maître deva bhawa”, artinya seorang ibu adalah dewata yang
menjelma didunia, terutama bagi anak-anaknya. Seorang anak lebih dulu mengenal
ibu dari pada Tuhan, ibu adalah segala-galanya bagi seorang anak. Tuhan member
kewenangan kepada seorang ibu untuk melahirkan anak-anaknya, seorang ibu
mewakili Tuhan dalam peranya “menciptakan manusia”, yaitu anak-anaknya
melaluiproses reproduksi.
Sedemikian besar peran kaum seorang ibu, sehingga
bahkan wujud kuasaTuhan yang utama yaitu
Brahma, Visnu, Siva; dalam menjalankan peran-Nya, harus didampingi sosok ibu
yang cantik, anggun,sejuk dan penuh pancaran kasih. Para pendamping
dewata-dewata ini berperan sebagai pendukung dan sumber energy untuk menjalankan kwajibanya sebagai dewata.
Inilah yang dalam ajaran Hindu disebut dengan Sakti, para dewata tanpa sakti,
tidak mampu berbuat apapun, seperti purusa tanpa perdana, maka tidak aka nada
ciptaan apapun.
Seorang wanita sebelum tersentuh pria Nampak cantik,
menarik, periang dan selalu gembira. Tetapi setelah statusnya berubah, menjadi
istri, maka fisik dan jiwanya mengalami perubahan, wanita itu menjadi semakin
matang, walaupun mungkin tidak menyolok. Tetapi yang jelas mengalami perubahan
fisik, apalagi setelah Hamil. Terjadi perubahan fisik secara total , dan ia
menjadi sensitive. Seorang wanita calon ibu, kesana kemari membawa kandunganya,
tanpa rasa malu. Hal ini terjadi karena ia sadar, demikianlah svabawaseorang
ibu . ia berkorban fisiknya, perasaanya, hanya untuk calon seorang bayi dalam
kandunganya. Bayangkan selama Sembilan bulan, dengan perutnya yang besar, ia
selalu membawa calon bayinya. Tidak ada rasa risih,jengkel ataupun sesal. Semua
ini mampu di lakukanya kaena seorang ibu memiliki kasih sayang yang hanya bisa dikalahkan oleh kasih sayang
Tuhan.
Bagaimana seorang ibu membesarkan dan memberikan
ikatan –ikatan kasih kepada sang bayi sejak dalam kandungan?
Bapak-bapak dan Ibu-ibu
yang penuh karunia
pertemuan
antara sel yelur dengan sperma akhirnya membuahka kehidupan dalam rahim seorang
ibu . menurut Garbha Upanisad, sampai kehamilan beberapa mnggu, baruhlah plasma
berupa janinitu “diisi” Atman oleh Isvara; setelah itulah baru dikatakan bahwa
calon bayi itu hidup. Untuk pertumbuhan dan perkembangan calon bayi, maka
seorang ibu memerikan segala kebutuhan. Mati hidup calon sang bayi, ini
tegantung seorang ibu. Dan sang calon bayi akan “memerah” ibu untuk mendapatkan
makanan yang di butuhkanya. Ada lima lapisan halus yang berasal dari sang ibuyang akan menentukan “masa sepan” sang calon bayi.
Yang tidak perna mengharapkan balasan. Lima lapisan halus inilah dalam ajaran
Agama Hindu disebut Panca Maya Kosa, yang terdiri dari:
1. Anna Maya Kosa,
yaitu lapisan halus yang di bentuk oleh sang ibu, yang bersal dari sari-sari
makanan yang di makan oleh sang ibu, sari-sari makanan ini akan membangun badan
fisik si calon bayi selama di dalam kandungan. Setelah bayinya lahir akan tetap
berfungsi untuk membangun badan fisik yang memadai. Walaupun proses ini terjadi
tanpa disadari sang ibu, namun proses ini hanya akan terjadi apabila disertai
dengan aliran “kasih” kekurangan akan
menyebabkan si calon bayi “memaksa” mengambilnya dari bagian tubuh si ibu,
walaupun akan membuat si ibu sakit. Misalnya, apabila si calon bayi kekurangan
kalsium, maka ia akan mengambil secara paksa kaalsium si ibunya, akibatnya si
ibu akan lemah.
2. Mano Maya Kosa,
yaitu lapisan halus yang di bentuk oleh sang ibu, agar otak kanan sang bayi akan erkembang dengan baik.
Lapisan ini di bentuk tidak hanya secara fisik, namun juga secara non fisik.
Kondisi psikis dan kejiwaan seorang ibu saat hamil akan mempengaruhipembentukan
jaringan ini. Jaringan otak kanan inilah yang akan membawa anak itu nantinya
kepda hal yang bersifat intutif, lembut, sensitive, senang debgan yang
indah-indah, serta memiliki ketertariakan kepada hal-hal rohani dan spiritual.
Dan pembentukan lapisan-lapisan in hanya
akan berjalan apabila di sertai aliran kasih ibu. Dan setelah lahir, maka
perkembangn otak kanan dan kiri akan seimbang.
3. Prana Maya Kosa,
yaitu lapisan halus yang di bentuk oleh sang ibu, agar sang bayi memiliki “daya
hidup” atau semangat juang yang tinggi
dalam setiap gerak kehidupanya. Daya hidup Yng terbentuk tergantung kepada
kondisi mental saat sang ibu hamil. Dan lapisan inipun mustahil tebentuk dengan
baik , tanpa aliran kasih sayang ibu. Pancaran prana sang anak nantinya akan
menjadikan anak itu memiliki charisma, wibawa dan akan menarik perhatian orang
lain. Dari keberhasilan seorang ibumembentuk lipisan inilah nantinya si anak
akan memiliki kekuatan intelektual yang di sebut “taksu”. Dari taksu inilah
akan berkembang “bidang kehidupan” yang dominan dan nantinya menjadi profesi
utama yang tidak lain adalah varna.
4. Vijnana Maya Kosa,
adalah lapisan halus yang tebentuk karenaAnna Maya Kosa dan Mano Maya Kosa
serta Prana Maya Kosa yang di sertai aliran kasih ibu yang memadai, sehingga
membentuk sifat satwika. berupa
kebijaksanaan atau wiweka. apabila Vijnana Maya Kosa benar-benar terbentuk
dengan baik, maka ia dikatakan memiliki Viveka
jnana, yaitu mampu dengan mudah untuk membedakan antara ang benar dan
salah.
5. Ananda Maya Kosa,
merupakan lapisan halus yang sebenarnya terbentuk dari sefat-sifat kedewataan
seorang ibu, dimana aliran kasih tanpa menharapan balasan sedemikian kuatnya,
sehingga sang ibu hanya mengharapkan agar sang anak mendapatkan jalan
kebahagiaan.
Dengan pemahaman tesebut, maka
setidaknya kita mengerti bagaimana perjuangan dan misi seorang ibu, untuk
“menjadikan” anaknya yang terbaik. Dan perjuangan ini tidak perna di sadari
oleh anak-anaknya, karena prosesya terjadi dalam kandugan. Oleh karena itu,
wajarlah apabila dikatakan bahwa seoeang ibu mampu membuat anaknya mengalami
kesulitan sepanjang hidup, kalau seorang anak “ingkar” kepda sang ibu . ketika
seorang anak mengalami kesulitan dalam hidupnya. Secara metafisik hanya seorang
ibulah yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan melalui ritual tertentu.
Dan oleh karena itu pula, seorang anak memang tepat mendapatkan sang ibu
sebagai Isthadevata pertama (devata faforit) yang mewujud secara fisik yang
penuh dengan kasih sayang, sehingga tiak ada alasan lagi untuk tidak hormat
pada seorang ibu dan mematuhi perintahnya demi kebaikan kita juga.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan muda-mudahan
kita semua bisa mampu memahami, menguraikan dan mempraktekan dalam kehidupan
kita berdasarkan kebajikan, semoga itu semua bermanfaat bagi kita semua
sehingga Om Awignamastu Shanti atau kedamaian itu sendiri baik jasmani maupun
rohani dapat kita Raih.
Sekian kami akhiri dengan puja asesanti “joyo-joyo
wijayanti lebur deneng pangastuti mugi kalis ing sambi kolo” Om shanti,
shanti,shanty Om
Rahayu,Rahayu,Rahayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar